sebuah tweet darinya berhasil mencegah serangan bom dari Iran. Dalam pernyataannya di Truth Social, Trump menyebut bahwa ancaman yang ia sampaikan via media sosial membuat Iran “mundur dalam ketakutan.” Namun, benarkah klaim ini? Artikel ini mengupas fakta di balik pernyataan Trump, respons Iran, dan analisis dari pakar keamanan internasional.
Dalam unggahan pada 22 Juni 2025, Trump menulis:
“Iran tahu jika mereka melakukan serangan terhadap AS atau sekutu kami, konsekuensinya akan sangat besar. Mereka membatalkan rencana setelah tweet ini. Hanya kekuatan yang mereka pahami!”
Trump, yang dikenal dengan gaya komunikasi langsung dan kontroversial, sering menggunakan media sosial untuk menyampaikan ancaman atau peringatan. Namun, apakah benar sebuah tweet bisa menghentikan operasi militer Iran?
Pemerintah Iran dengan cepat membantah klaim Trump. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menyebut pernyataan Trump sebagai “khayalan dan tidak berdasar.”
“AS terbiasa menciptakan narasi palsu. Iran tidak pernah merencanakan serangan semacam itu. Ini hanya upaya Trump untuk terlihat kuat di mata pendukungnya.”
Beberapa pejabat Iran bahkan menyindir Trump dengan menyebut bahwa “kebijakan luar negeri tidak terjalankan melalui media sosial.”
Laporan dari badan intelijen AS dan analis keamanan memberikan pandangan beragam:
- Tidak Ada Bukti Konkret – Beberapa sumber intelijen AS menyatakan tidak ada indikasi Iran sedang mempersiapkan serangan besar terhadap AS atau sekutunya pada Juni 2025.
- Psikologi Ancaman – Pakar hubungan internasional, Dr. Emily Harris, menjelaskan bahwa Trump mungkin menggunakan “diplomasi publik” untuk menciptakan efek psikologis.
- Pola Perilaku Trump – Selama masa kepresidenannya, Trump kerap mengklaim keberhasilan tanpa bukti jelas, seperti saat pembunuhan Qasem Soleimani 2020.
Klaim Trump ini berpotensi memengaruhi:
- Hubungan AS-Iran – Jika terbukti tidak benar, klaim ini bisa memperburuk ketegangan.
- Kampanye Politik Trump – Sebagai calon presiden 2024, Trump mungkin menggunakan narasi ini untuk memperkuat citra “strong leader.”
- Kredibilitas Diplomasi Digital – Apakah ancaman via media sosial efektif, atau justru berbahaya?
Sampai saat ini, tidak ada bukti kuat bahwa tweet Trump benar-benar menggagalkan serangan Iran. Klaim ini lebih mirip strategi politik untuk memperkuat narasi keamanan nasional di tengah kampanye pemilu.
Namun, satu hal yang pasti: diplomasi melalui tweet tetap menjadi ciri khas Trump, apakah itu berdampak nyata atau sekadar retorika.