Amerika Serikat kembali memanas setelah ribuan orang turun ke jalan berbagai kota untuk menentang kebijakan dan kepemimpinan Donald Trump. Aksi protes ini terjadi Washington D.C., New York, Los Angeles, Chicago, dan kota-kota besar lainnya, menunjukkan ketidakpuasan publik yang meluas. (20/4/2025)
Apa yang Memicu Unjuk Rasa?
Demonstrasi besar inI picu oleh beberapa kebijakan kontroversial oleh pemerintahan Trump, termasuk:
- Kebijakan Imigrasi yang Ketat – Rencana deportasi massal dan pembatasan suaka politik memicu kemarahan kelompok pro-imigran.
- Pembatasan Hak Reproduksi Perempuan – Kebijakan baru yang membatasi akses aborsi dan kesehatan reproduksi memicu protes dari aktivis perempuan.
- Kebijakan Iklim yang Dianggap Mundur – Pembatalan regulasi emisi dan dukungan Trump terhadap industri fosil mendapat kecaman dari aktivis lingkungan.
- Isu Rasial dan Ketidakadilan Sosial – Kasus-kasus diskriminasi dan kekerasan oleh aparat keamanan kembali memicu gerakan seperti Black Lives Matter.
Suasana Demonstrasi di Berbagai Kota
Aksi unjuk rasa berlangsung secara damai di beberapa lokasi, namun di tempat lain terjadi ketegangan antara demonstran dan aparat keamanan. Di Washington D.C., massa berkumpul di depan Gedung Putih sambil membawa poster bertuliskan “Trump Must Go!” dan “Democracy Under Threat”.
Respons Pemerintah dan Dukungan untuk Trump
tekanan publik, Trump dan pendukungnya menyatakan bahwa demonstrasi oleh kelompok oposisi dan media liberal.
Demonstrasi besar April 2025 menjadi bukti bahwa kebijakan Trump masih menuai kontroversi. Dengan tensi politik yang tinggi, apakah pemerintahan akan mengubah pendekatannya atau justru menghadapi gelombang protes yang lebih besar?